1. Hubungan
Cinta Kasih Manusia Menurut Agama dan Negara
Pada hakekatnya Cinta itu adalah sebuah amalan
hati yang akan terwujud dalam (amalan) lahiriah. Apabila cinta tersebut sesuai
dengan apa yang diridhai Allah SWT, maka ia akan menjadi ibadah. Dan apabila
sebaliknya, jika cinta itu tidak sesuai dengan ridha Allah SWT maka akan
menjadi perbuatan maksiat (seperti yang terjadi pada zaman sekarang ini).
Berarti jelas bahwa cinta adalah ibadah hati yang bila keliru menempatkannya
akan menjatuhkan kita ke dalam sesuatu yang dimurkai Allah yaitu kesyirikan.
Islam menyeru kepada cinta, yaitu cinta kepada
Allah, cinta kepada Rasulullah, cinta kepada Agama, cinta kepada aqidah, juga
cinta kepada sesama makhluk, sebagaimana Allah menjadikan perasaan cinta antara
suami istri sebagai sebagian tanda dan bukti kekuasaan-Nya, firman Allah SWT:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berfikir (QS. Ar-Ruum: 21)”.
Cinta Menurut Agama (Al
Qur’an) :
1. CINTA MAWADDAH adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara
dan “nggemesi”. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua,
enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli
cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.
2. CINTA RAHMAH adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang,
lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis
rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri
sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih walaupun ia harus
menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan
kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antara orang
yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan
sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur’an , kerabat disebut al arham, dzawi al
arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri,
yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah).
Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang
dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang
memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim ertinya
menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan
rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.
3. CINTA MAIL adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat
membara, sehingga menyedut seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung
kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur’an disebut dalam konteks
orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu
kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.
4. CINTA SYAGHAF adalah cinta yang sangat mendalam, alami,
orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad
syaghafaha hubba) boleh jadi seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir
tak menyedari apa yang dilakukan. Al Qur’an menggunakan term syaghaf ketika
mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, isteri pembesar Mesir kepada
bujangnya, Yusuf.
5. CINTA RA’FAH yaitu rasa kasih yang dalam hingga
mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak
sanggup membangunkannya untuk sholat, membelanya meskipun salah. Al Qur’an
menyebut istilah ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah
menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini hukuman bagi
penzina (Q/24:2).
6. CINTA SHOBWAH yaitu cinta buta, cinta yang mendorong
kelakuan yang menyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur’an menyebut istilah ini
ketika mengisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha
yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak,
lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, “wa illa tashrif `anni
kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33)”.
7. CINTA SYAUQ (RINDU), istilah ini bukan dari Al Qur’an
tetapi dari hadis yang menafsirkan Al Qur’an. Dalam surat Al `Ankabut ayat 5
dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba.
Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma’tsur dari hadis riwayat
Ahmad : ”wa as’aluka ladzzata an nadzori
ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang
wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu”. Menurut Ibn al
Qayyim al Jauzi dalam kitab “Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin”, Syauq
(rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al
mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta,
(hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi).
8. CINTA KULFAH yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran
mendidik kepada hal-hal yang positif meski sulit, seperti orang tua yang
menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis
cinta ini disebut Al Qur’an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani
seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, “la yukallifullah nafsan illa
wus`aha (Q/2:286)”.
Cinta Sejati Menurut Islam :
1. Tidak rela yang dicintai menderita
2. Rela berkorban apapun demi yang dicintai
3. Memenuhi segala keinginan dari yang dicintai
4. Tidak pernah memaksakan kehendak kepada yang dicintai
5. Berlaku sepanjang masa.
Cinta adalah kekuatan yg mampu
mengubah duri jadi mawar
mengubah cuka jadi anggur
mengubah sedih jadi riang
mengubah amarah jadi ramah
mengubah musibah jadi muhibah
KASIH
SAYANG DALAM ISLAM
“Hai
manusia, sesungguhnya Kami menjadikan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
wanita, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling
mengenal. Sesungguhnya orang mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang
yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal.”
(Q.S. Al-Hujuraat [49]:13).
AJARAN
Islam tentang kasih sayang telah lama di kumandangkannya dengan sempurna dan
indah. Namun, kebanyakan dari manusia tidak menyadari apa arti sesungguhnya
dari kasih sayang itu sendiri, sehingga dapat terhenti dan menyimpang dari
aturan-aturan yang telah di firmankan oleh Allah SWT dan sabda-sabda Rasul-Nya.
Sebagaimana syair yang mengatakan, “mawaddatuhu taduumu likulli haulin, wa hal
kullun mawaddatuhu taduumu”, kasih sayangnya (manusia) selalu kekal untuk
segala hal yang menakutkan, dan apakah setiap orang itu kasih sayangnya selalu
kekal. (Jawaahirul Balaaghah:407). Hal ini karena tidak diniatkan semata karena
Allah yang tidak dijadikan sebagai ladang amal bahkan hanya untuk memperoleh
keuntungan dan kesenangan duniawi saja.Makna kasih sayang tidaklah berujung,
sedangkan rasa kasih sayang adalah sebuah fitrah yang mesti direalisasikan
terhadap sesama sepanjang kehidupan di dunia ini ada, tentunya dalam
koridor-koridor Islam. Ini berarti bahwa Islam tidak mengenal waktu, jarak, dan
tempat akan sebuah kasih sayang baik terhadap teman, sahabat, kerabat, dan
keluarganya sendiri.
Cinta
kepada Allah
Di
antara manusia banyak yang cinta dan mencintai Allah, tapi lebih banyak yang
mencintai dunia. Mencintai Allah adalah fardu bagi kaum Muslimin dan Muslimat
yang bukan sekadar dikata saja. Dan jika kita benar-benar mencintai Allah
secara kesungguhan hati, maka proses “rasa kasih sayang” untuk makhluk
ciptaan-Nya akan terbentuk dalam hati kita. Selain itu, jati diri kita sebagai
seorang Muslim akan tampak lebih kokoh serta mampu menjalani syariat-syariat
Islam yang diridai dan di berkahi oleh Allah SWT. Cinta kepada Allah adalah hal
yang utama, sebagai jalan untuk memperoleh kebaikan dunia dan akhirat dengan
melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-larangan-Nya. Cinta kepada Allah hendaklah
melebihi cinta kepada segala yang maujud yang selain Allah. Mencintai Allah
berarti juga mencintai Rasul-Nya, yakni mengikuti segala petunjuk Rasul dengan
sepenuh-penuhnya.
Firman
Allah SWT, “Katakanlah (hai Muhammad), ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai
Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Ali Imran [3]:31). Ketahuilah,
kehidupan akhirat adalah kehidupan yang lebih baik dan kekal. Wallahu a’lam
bishshawab.
Cinta
Menurut Negara
Kemudian
mari kita lihat pengertian cinta menurut negara. Secara umum cinta kasih
menurut negara dapat diartikan dengan pengorbanan dan kesetiaan.
Kita
sebagai warga negara diharuskan mencintai dan mengasihi negara kita sendiri.
Negara kita mempunyai Pancasila yang dijadikan pedoman hidup. Seorang ahli
kenegaraan kita menegaskan bahwa Pancasila diyakini sebagai pusaka yang
merupakan kebenaran fundamental nan kaya raya. Dalam hal ini, sang ahli
tersebut mengemukakan bahwa suatu filsafat manusia yang secara mendasar sudah
terpadatkan dalam Pancasila.
Dengan
demikian berarti pancasila tidak terlepas dari pengajaran cinta kasih.
Pancasila mengajarkan kita bahwa hidup ini haruslah bertakwa pada Tuhan (cinta
kasih pada Tuhan) dan selalu mengutamakan kebersamaan (cinta kasih pada sesama
manusia).
Cinta Tanah Air adalah suatu ilmu
yang mempelajari sikap kita ,rela berkorban terhadap Negara Indonesia. Untuk
memahami pentingnya mewujuddkan cinta tanah air, dapat kita wujudkan setiap
hari dengan bagaimana sikap kita dalam menjalani hidup berbangsa dan bertanah
air dengan giat,pantang menyerah,peduli,dan saling membantu antar umat. Itu
merupakan cerminan dari Cintra Tanah Air
Rasa Cinta Tanah Air dapat
ditanamkan kepada anak sejak usia dini agar rasa terhadap cinta tanah air
tertananam dihatinya dan dapat menjadi manusia yang dapat menghargai bangsa dan
negaranya misalnya dengan upacara sederhana setiap hari Senin yang di lakukuan
di sekolah dengan menghormat bendera Merah Putih, menyanyikan lagu Indonesia
Raya dengan penuh bangga, dan mengucapkan Pancasila dengan semangat. Meskipun
lagu Indonesia Raya masih sulit dan panjang untuk ukuran anak usia dini, tetapi
dengan membiasakan mengajak menyanyikannya setiap hari Senin pada upacara, maka
anak akan hafal dan bisa memahami isi lagu.
Merah Putih bisa diangkat menjadi
sub tema pembelajaran.Pentingnya sebuah lagu kebangsaan dan itu menjadi sebagai
identitas dari negara tersebut, agar dapat mengingatkan kembali betapa
pentingnya cinta terhadap Negara Republik Indonesia.
Sumber
:
(http://mwildansr.blogspot.com/2013/03/kasih-sayang-cinta-menurut-islam.html
(http://ahyms.wordpress.com/arti-sebuah-kasih-sayang-dalam-islam/
(http://kampusbebeck.blogspot.com/2012/05/hubungan-agama-negara-dalam-perspektif.html )
(http://ahyms.wordpress.com/arti-sebuah-kasih-sayang-dalam-islam/
(http://kampusbebeck.blogspot.com/2012/05/hubungan-agama-negara-dalam-perspektif.html )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar